- Miskin Sebenarnya
Orang yang berpakaian lusuh, kusam, atau bahkan sobek di beberapa bagiannya. Mereka yang tak mempunyai pakaian selain yang menempel di tubuhnya, bahkan orang-orang yang memanfaatkan bekas karung terigu untuk dijadikan pakaian, apakah mereka yang dikategorikan orang miskin?
Orang-orang yang tak mempunyai cukup masakan untuk disantap setiap hari, yang kebingungan sehabis sarapan pagi siang nanti tidak tahu harus makan apa, atau mereka yang tidak yakin apakah esok hari masih ada masakan untuk disantap. Orang-orang yang hanya bertemu masakan satu kali dalam sehari, atau mereka yang terpaksa berpuasa berhari-hari karena tidak ada uang untuk membeli sedikit makanan. Inikah yang disebut miskin?
Anak-anak yatim dan terlantar di banyak panti asuhan, atau belum dewasa yang berkeliaran di jalanan mencari makan di usia mereka yang masih belia. Para pengamen jalanan, tukang koran, tukang semir sepatu, pedagang asongan, yang penghasilan mereka lebih kecil dari uang jajan belum dewasa di sekolah elit dan terpadu. Miskinkah mereka?
Tukang gali, buruh bangunan, buruh angkut di pasar, penyapu jalanan, pengais dan tukang angkut sampah, tukang becak, tukang ojeg, supir angkot, kondektur bis, serta semua pekerja bernafsu lainnya, benarkah mereka komunitas orang-orang miskin?
Anak-anak penderita gizi buruk, orang-orang yang sakit bertahun-tahun tak kunjung sembuh karena tak pernah sanggup membeli obat, orang-orang yang mempunyai banyak hutang dan tak sanggup membayarnya meski harus menyicil, mereka yang kerap mengantri pembagian jatah sembako, atau warga yang masuk dalam daftar peserta dana sumbangan eksklusif tunai (BLT), miskin sesungguhnya?
Sebuah keluarga yang puluhan tahun berpindah-pindah kontrakan karena terlalu sering diusir pemilik kontrakan karena tak sanggup membayar, keluarga lainnya yang bahkan untuk mengontrak pun tak sanggup, atau mereka yang menentukan mendirikan gubuk-gubuk di tempat kumuh atau tempat pembuangan sampah. Layakkah disebut miskin?
Yang tidak punya handphone, tidak pernah makan pizza, tidak tahu rasanya ayam crispy brand terkenal, yang tak pernah tahu jenis masakan terdaftar di restoran karena nama dan bentuknya sangat asing, tidak pernah ke bioskop, bahkan tidak punya televisi di rumah mereka, ini yang dibilang miskin?
Orang-orang yang tak mempunyai satu jenis pun kendaraan meski hanya sebatang sepeda, yang setiap hari mengukur jalan terpanggang matahari, tak pernah mencicipi sejuknya pengatur udara (air conditioner) di dalam mobil, yang celingak-celinguk kalau masuk ke gedung bertingkat atau hotel, yang cuma sanggup terdiam di dalam Mall atau sentra perbelanjaan karena mereka hanya sanggup bermimpi mempunyai barang-barang yang terpajang di etalase, yang menyerupai inikah miskin itu?
**************************************************************************
Bukan. Sepanjang mereka tak merasa miskin, selama mereka selalu merasa cukup dengan apa yang dimiliki, semasa rasa syukur selalu menjadi kekuatan utama dalam menjalani kehidupan, dan menyebabkan Allah satu-satunya tempat bergantung dan meminta, mereka yaitu orang-orang kaya.
Tidak. Selagi mereka tak cepat putus asa, tak selalu mengeluh dan menangisi nasib, tak mengemis dan selalu berharap belas kasihan dari orang lain, tak menyebabkan dirinya beban bagi orang lain, mereka justru sangat kaya.
Miskin sebenarnya, mereka yang tak bersyukur atas setiap nikmat yang didapatinya, yang tak pernah merasa cukup dan selalu ingin hidup berlebih. Teramat banyak, mereka yang terlihat berlimpah harta tetapi sesungguhnya jauh lebih miskin dari orang-orang yang sering disebut miskin..
Note: Artikel ini berasal dari banyak sekali sumber luar milik orang lain, dan maaf aku tak mencantumkan sumbernya karena sudah lupa & tak tahu akan sumber tersebut.
Semoga pahala amal jariah selalu tercurah kepada pemilik orisinil yang sudah bersusah payah lagi nrimo menciptakan artikel ini. Aamiin. ETAKKAN KODE ADSENSE YANG SUDAH DI PARSE DI SINI
Labels:
lainnya
Subscribe to:
Post Comments (Atom)