- Tidak Mau Sholat Berarti Sombong
SAHABAT
Sholat ialah perintah Allah untuk menghamba kepada-Nya.
Sholat ialah perintah Allah untuk bersyukur kepada-Nya.
Sholat ialah ukuran hamba yang beriman dan bertakwa.
”Sesungguhnya Kami telah memperlihatkan kepadamu ni`mat yang banyak.
Maka dirikanlah shalat alasannya Tuhanmu dan berkorbanlah.”
(QS Al Kautsar :1-2)
Sholat ialah mengagungkan Allah, diri ini kecil.
Tidak mau sholat ….?
Apakah ia lebih agung dari Allah,
yang telah memerintahkan sholat ?
Sholat ialah memuji Allah, diri ini nista.
Tidak mau sholat ….?
Apakah ia lebih terpuji daripada Allah,
yang bertasbih dan bertahmid apa yang di langit dan di bumi ?
Sholat ialah memohon petunjuk kepada Allah, diri ini tak tahu arah.
Tidak mau sholat ….?
Apakah ia lebih tahu daripada Allah,
yang Maha Tahu atas segala sesuatu.
Sholat ialah memohon ampun kepada Allah atas segala dosa.
Tidak mau sholat ….?
Apakah ia bebas dari dosa,
sehingga tidak butuh ampunan-Nya ?
Sholat ialah meminta kepada Allah, diri ini fakir.
Tidak mau sholat ....?
Apakah ia lebih kaya daripada Allah,
yang mempunyai semua yang ada ?
Sholat ialah tunduk dan taat kepada Allah, diri ini tak berkuasa.
Tidak mau sholat ....?
Apakah ia lebih berkuasa daripada Allah,
yang semuanya ada di Tangan-Nya?
Sholat ialah ruku’ dan sujud kepada Allah, diri ini hina.
Tidak mau sholat ....?
Apakah ia lebih mulia dari pada Allah,
yang bertasbih apa yang di langit dan di bumi?
Sholat ialah bersyukur kepada Allah, diri ini papa.
Tidak mau sholat ....?
Apakah ia telah mencukupi dirinya sendiri,
selain kontribusi dari Allah ?
Sholat ialah penghormatan kepada Allah.
Tidak mau sholat....?
Apakah ia lebih terhormat daripada Allah,
yang kemulian-Nya diakui seluruh makhluk-Nya ?
Sholat ialah proteksi kepada Allah dari api neraka.
Tidak mau sholat....?
Apakah ia akan kondusif dari siksa neraka,
yang materi bakarnya ialah insan dan batu,
dan penjaganya malaikat-malaikat yang bernafsu lagi keras ?
Dan makhluk Allah yang di langit dan bumi, semuanya sholat
Mereka bertasbih, bertahmid, sujud dan mengangungkan-Nya
”Tidakkah kau tahu sesungguhnya Allah: kepada-Nya berTASBIH apa yang di langit dan di bumi dan (juga) burung dengan berbagi sayapnya. Masing-masing telah mengetahui (cara) SHOLAT dan TASBIHnya, dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (QS An Nur : 41)
”Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan berTASBIH dengan MEMUJI-Nya, tetapi kau sekalian tidak mengerti TASBIH mereka. Sesungguhnya Dia ialah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS. Al Isra’:44)
"Apakah kau tiada mengetahui, bahwa kepada Allah berSUJUD apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gu-nung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan seba-gian besar daripada manusia?" (QS Al-Hajj: 18)
Hanya sebagian jin dan insan yang ANGKUH dan SOMBONG
yang tidak mau melaksanakan sholat,
yang tidak mau mengagungkan Allah,
yang tidak mau memuji Allah,
yang tidak mau memohon petunjuk kepada Allah,
yang tidak mau memohon ampun kepada Allah,
yang tidak mau meminta kepada Allah,
yang tidak mau tunduk dan taat kepada Allah,
yang tidak mau ruku’ dan sujud kepada Allah,
yang tidak mau bersyukur kepada Allah,
yang tidak mau menghormat kepada Allah,
yang tidak mau berrlindung kepada Allah dari api neraka.
Iblis diperintahkan oleh Allah untuk sujud kepada Adam,
Dia enggan dan takabur, alasannya merasa lebih baik dari Adam
Manusia diperintahkan oleh Allah untuk sujud kepada Allah
Bila ia enggan dan takabur, apakah ia merasa lebih baik dari Allah ?
Firman Allah:
”Dan janganlah kau berjalan di muka bumi ini dengan SOMBONG, alasannya sesungguhnya kau sekali-kali tidak sanggup menembus bumi dan sekali-kali kau tidak akan hingga setinggi gunung.” (QS Al Israa’ :37)
Sabda Rasul :
”Tidak akan masuk nirwana siapa yang di dalam hatinya ada kesombongan walau seberat debu.” (HR Muslim)
Hukum orang yang tidak mau sholat:
Allah benci dengan orang yang sombong, dan Rasul diperintahkan untuk memerangi orang-orang yang sombong, sebagaimana sabdanya dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma:
أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلَّا بِحَقِّ الْإِسْلَامِ وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللَّهِ
“Aku diperintahkan untuk memerangi insan hingga mereka (1) bersaksi bahwa tidak ada sembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa sesungguhnya Muhammad ialah utusan Allah, (2) menegakkan SHOLAT, (3)menunaikan zakat. Jika mereka lakukan yang demikian maka mereka telah memelihara darah dan harta mereka dariku kecuali dengan haq Islam dan perhitungan mereka ada pada Allah.” (HR. Al-Bukhari no. 75 dan Muslim no. 21)
Jabir radhiyallahu ‘anhu berkata: Saya mendengar Nabi -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
إِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكَ الصَّلَاةِ
“Sungguh yang memisahkan antara seorang pria (baca: muslim) dengan kesyirikan dan kekufuan ialah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim no. 82)
Asy-Syaukani berkata dalam Nailul Authar (1/403), “Hadits ini memperlihatkan bahwa meninggalkan shalat termasuk dari perkara yang menimbulkan terjadinya kekafiran.”
Syaikhul Islam Ibnu Taimiah juga pertanda perbedaan antara kata ‘al-kufru’ (memakai ‘al’) dengan kata ‘kufrun’ (tanpa ‘al’). Dimana kata yang pertama (yang menggunakan ‘al’/makrifah) bermakna kekafiran akbar yang mengeluarkan dari agama, sementara kata yang kedua (tanpa ‘al’/nakirah) bermakna kafir asghar yang tidak mengeluarkan dari agama. Sementara dalam hadits di atas ia menggunakan ‘al’. (lihat Iqtidha` Ash-Shirath Al-Mustaqim hal. 70)
Buraidah -radhiallahu anhu- berkata: Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
الْعَهْدُ الَّذِي بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ الصَّلَاةُ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ
“Perjanjian antara kami dan mereka (orang kafir) ialah shalat, karenanya barangsiapa yang meninggalkannya maka sungguh ia telah kafir.” (HR. At-Tirmizi no. 2621, An-Nasai no. 459, Ibnu Majah no. 1069 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 4143)
Asy-Syaikh Ibnu Al-Utsaimin berkata, “Yang dimaksud dengan kekafiran di sini ialah kekafiran yang menimbulkan keluar dari Islam, alasannya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam menimbulkan shalat sebagai batas pemisah antara orang orang mu’min dan orang orang kafir, dan hal ini sanggup diketahui secara terang bahwa hukum orang kafir tidak sama dengan hukum orang Islam. Karena itu, barang siapa yang tidak melaksanakan perjanjian ini maka ia termasuk golongan orang kafir.”
Dari Abdullah bin Syaqiq Al-Uqaili -rahimahullah- ia berkata:
كَانَ أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَرَوْنَ شَيْئًا مِنْ الْأَعْمَالِ تَرْكُهُ كُفْرٌ غَيْرَ الصَّلَاةِ
“Para sobat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah beropini mengenai sesuatu dari amal perbuatan yang mana meninggalkannya ialah suatu kekufuran melainkan shalat.” (HR. At-Tirmizi no. 2622)
Itulah mengapa dalam peperangan, orang yang mengalah dan masuk islam belum diakui, sebelum mendirikan sholat dan membayar zakat.
" Jika mereka bertaubat dan mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan mereka untuk berjalan. sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." ( QS At Taubah : 5 ).
”Jika mereka bertaubat, mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) ialah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui.” (QS At Taubah : 11)
Itulah mengapa, pada masa Rasulullah dan sobat semua muslim mendirikan shalat di masjid, termasuk orang munafik, walaupun dengan malas.
Alloh Ta'ala berfirman, yang artinya :" Sesungguhnya orang orang munafik itu menipu Alloh dan Alloh akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka bangun untuk sholat, mereka bangun dengan malas. Mereka bermaksud riya' ( dengan sholat ) dihadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut Alloh kecuali sedikit sekali." (An Nisa: 142)
Rasulullah bersabda : Sesungguhnya shalat yang paling berat bagi orang munafik ialah shalat Isya’ dan shalat Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, pasti mereka akan mendatangi keduanya (berjamaah di masjid) sekalipun dengan merangkak” [HR Al-Bukhari dan Muslim]
Dan shalat ialah kunci surga, tidak shalat ya masuk neraka, yaitu neraka SAQAR, Allah Ta'ala berfirman, yang artinya : " Apakah yang memasukkan kau kedalam saqar ( neraka ) ?" mereka menjawab," Kami dahulu tidak termasuk orang orang yang mengerjakan shalat." ( Al Mudatsir: 42-43 ).
Wallahu a’lam bi showab
Note: Artikel ini berasal dari banyak sekali sumber luar milik orang lain, dan maaf saya tak mencantumkan sumbernya alasannya telah lupa & tak tahu akan sumber tersebut.
Semoga pahala amal jariah selalu tercurah kepada pemilik orisinil yang sudah bersusah payah lagi nrimo menciptakan artikel ini. Aamiin. ETAKKAN KODE ADSENSE YANG SUDAH DI PARSE DI SINI
Labels:
lainnya
Subscribe to:
Post Comments (Atom)