“Sesungguhnya Allah berfirman: Aku akan mengikuti prasangka hamba-Ku dan Aku akan senantiasa menyertainya apabila berdoa kepada-Ku” (HR. Bukhari Muslim)
Hadits diatas tampaknya sudah familiar bagi kita umat muslim dan memang terbukti benar adanya, dongeng berikut insya Allah bisa semakin meyakinkan kita.
Di suatu senja sepulang kantor, saya masih berkesempatan untuk ngurus tanaman di depan rumah, sambil memperhatikan beberapa anak asuh yang sedang berguru menggambar peta, juga mewarnai.. Hujan rintik-rintik selalu menyertai di setiap sore di ekspresi dominan hujan ini.
Di kala tangan sedikit berlumuran tanah kotor….. terdengar bunyi tek…tekk.. .tek…suara tukang bakso dorong lewat. Sambil menyeka keringat…, ku hentikan tukang bakso itu dan memesan beberapa mangkok bakso sehabis menanyakan anak-anak, siapa yang mau bakso?
“Mauuuuuuuuu..”, secara serempak dan kompak belum dewasa asuhku menjawab.
Selesai makan bakso, kemudian saya membayarnya.
Ada satu hal yang menggelitik fikiranku selama ini dikala saya membayarnya, si tukang bakso memisahkan uang yang diterimanya. Yang satu disimpan dilaci, yang satu ke dompet, yang lainnya ke kaleng bekas makanan ringan elok semacam kencleng. Lalu saya bertanya atas rasa penasaranku selama ini.
“Mang kalo boleh tahu, kenapa uang-uang itu pisahkan? Barangkali ada tujuan?”
“Iya pak, memang sengaja saya memisahkan uang ini selama jadi tukang bakso yang sudah berlangsung hampir 17 tahun. Tujuannya sederhana saja, hanya ingin memisahkan mana yang menjadi hak saya, mana yang menjadi hak orang lain / amal ibadah, dan mana yang menjadi hak harapan penyempurnaan iman seorang muslim”.
“Maksudnya…?”, saya melanjutkan bertanya.
“Iya Pak, kan agama dan islam menganjurkan kita semoga bisa menyebarkan dengan sesama. Sengaja saya membagi 3 tempat, dengan pembagian sebagai berikut :
1. Uang yang masuk ke dompet, artinya untuk memenuhi keperluan hidup sehari-hari untuk keluarga
2. Uang yang masuk ke laci, artinya untuk infaq /sedekah, atau untuk melakukan ibadah Qurban. Dan alhamdulillah selama 17 tahun menjadi tukang bakso saya selalu ikut qurban seekor kambing, meskipun kambingnya yang ukuran sedang saja
3. Uang yang masuk ke kencleng, lantaran saya ingin menyempurnakan agama yang saya pegang yaitu Islam. Islam mewajibkan kepada umatnya yang bisa untuk melakukan ibadah haji. Ibadah haji ini tentu butuh biaya yang besar, Maka kami setuju dengan istri bahwa di setiap penghasilan harian hasil jualan bakso ini kami harus menyisihkan sebagian penghasilan sebagai tabungan haji.. Dan insya Allah selama 17 tahun menabung, sekitar 2 tahun lagi saya dan istri akan melakukan ibadah haji."
Hatiku sangat… sangat tersentuh mendengar balasan itu. Sungguh sebuah balasan sederhana yang sangat mulia. Bahkan mungkin kita yang mempunyai nasib sedikit lebih baik dari si tukang bakso tersebut, belum tentu mempunyai fikiran dan rencana indah dalam hidup menyerupai itu. Dan seringkali berlindung di balik tidak bisa atau belum ada rejeki.
Terus saya melanjutkan sedikit pertanyaan, sebagai berikut : “Iya tapi kan ibadah haji itu hanya diwajibkan bagi yang mampu…? termasuk mempunyai kemampuan dalam biaya…?
Ia menjawab, “Itulah sebabnya Pak, justru kami aib kepada Tuhan bila bicara soal Rezeki lantaran kami sudah diberi Rezeki. Semua orang niscaya bisa kok bila memang niat..?
Menurut saya definisi “mampu” yaitu sebuah definisi dimana kita diberi kebebasan untuk mendefinisikannya sendiri. Kalau kita mendefinisikan diri sendiri sebagai orang tidak mampu, maka mungkin selamanya kita akan menjadi insan tidak mampu. Sebaliknya bila kita mendefinisikan diri sendiri, “mampu”, maka Insya Allah dengan segala kekuasaan dan kewenangannya Allah akan memberi kemampuan pada kita kok."
“Masya Allah… sebuah balasan dari seorang tukang bakso”.
Sahabat…..
Cerita perjalanan spiritual ini sangat sederhana dan jadi inspirasi. Semoga memberi pesan yang tersirat terbaik bagi kehidupan kita
Note: Artikel ini berasal dari aneka macam sumber luar milik orang lain, dan maaf saya tak mencantumkan sumbernya lantaran sudah lupa & tak tahu akan sumber tersebut.
Semoga pahala amal jariah selalu tercurah kepada pemilik orisinil yang sudah bersusah payah lagi lapang dada menciptakan artikel ini. Aamiin.